Nama Tempatan: | Lengkuas |
Nama Saintifik: | Alpinia Galanga stuntz |
Nama Lain: | Greater Galangal, laos,laja |
Famili: | Zingiberaceae |
Lokasi dijumpai: | Tanaman rempah |
Asal: Asia | |
keterangan: |
|
Lengkuas merupakan tanaman rempah yang biasa ditemui ditanam
di sekitar rumah. Ia merupakan tumbuhan yang berizom dan berumpun.Ia boleh
mencaai ketinggian hingga 2.5 metet.Lengkuas boleh tumbuhan di kawasan dataran
rendah hingga ke kawasan tanah tinggi sekitar 1200 meter dari paras laut.Ia
membiak melalui rizomnya. terdapat dua jenis lengkuas, lengkuas yang biasa
digunakan dalam masakan selalunya berwarna putih manakala lengkuas untuk ubat
mempunyai rizom berwarna merah yang lebih besar.Lengkuas memerlukan tanah yang
bersaliran baik dan agak gembur untuk membantu pertumbuhan rizomnya.
|
|
kegunaan: | |
Lengkuas mempunyai khasiat untuk menambahkan selera
makan,membersihkan darah, mencairkan kahak, merangsang otot dan mempunyai
ciri-ciri afrodisiak. Kerana itu ia banyak dijadikan sebagai salah satu bahan
dan jamu dan ubat untuk menguatkan tenaga.
lengkuas juga dapat digunakan untuk merawat penyakit limpa bengkak dengan
cara merebus 2 lengkuas sebesar ibu jari, 3 temu lawak sebesar ibu jari, dan
segenggam daun dukung anak(segar atau kering) dan 3 cawan air hingga
mendidih.Air ini kemudiannya diminum 2 kali sehari,pagi dan malam.
kerana lengkuas juga mampu mencairkan kahak ia juga boleh digunakan untuk
merawat bronkitis.Caranya: 2 ketul lengkuas,2 ketul temu lawak dan 2 ketul halia
sebesar ibu jari direbus bersama daun kayu manis dan 3 cawan air untuk diminum
pagi dan malam.
lengkuas juga dapat meningkatkan tenaga batin dan merawat rheumatik
|
Sunday, April 26, 2015
KHASIAT LENGKUAS
KHASIAT SAMBUNG NYAWA
Nama Tempatan: |
Sambung Nyawa |
Nama Saintifik: | Gynura procumbens |
Nama Lain: | Dawn Dewa, Leaves of the Gods, Googoolipid, Mollucan spinach,Sambung nyawa, Daun Dewa, am Akar, Akar sebiak, and Kelemai merah, bai bing cao |
Famili: | Asteraceae |
Lokasi dijumpai: | Asia |
Asal: Asia | |
keterangan: |
|
Sambung nyawa adalah jenis tumbuhan tahunan yang banyak
digunakan dalam perubatan dinegaranegara asia tenggara seperti Malaysia ,
Indonesia dan Thailand. Ia mudah membiak melalui keratan batang dan mudah tumbuh
di kawasan yang agak redup dan mempunyai kelembapan yang sedernana.
|
|
kegunaan: | |
Mengurangkan kadar kolestrol dan menurunkan tekanan darah
tinggi.Di Malaysia ia juga digunakan untuk merawat sembelit,kencing manis dan
kanser.Ia juga digunakan untuk merawat masalah buah pinggang.
|
KHASIAT KUNYIT
kegunaan:
Kunyit
(Curcuma longa) merupakan sejenis rempah yang banyak digunakan dalam kari
dan masakan lain Asia Selatan. Kunyit
juga digunakan untuk memberi warna kuning pada masakan.Selain kegunaan kepada
masakan, kunyit juga terkenal di kalangan masyarakat Melayu dan India dengan
khasiatnya sebagai ubat pembersih dalaman badan dan mencantikkan kulit. Di
samping itu daun serta bunga kunyit bagi sesetengah masyarakat Melayu memang
digemari sebagai ulam.
Khasiat;
Suatu kajian telah dilakukan oleh saintis
penyelidik dari Universiti
Tel Aviv, Israel mendapati kunyit
mempunyai sejenis bahan aktif dikenali Curcumin.
Dalam dos yang tinggi, unsur itu mampu memberikan kesan
terapeutik untuk menentang keradangan. Menurut Dr. Shahar Lev-Ari
dari Fakulti Kesihatan Awam, Perubatan Sackler Univeristi Tel Aviv, kajian
yang dilakukan bersama para penyelidik lain mendapati Curcumin mampu melawan kanser apabila digabungkan dengan sejenis ubat
antiradang yang lain. Curcumin bertindak meneutralkan radikal bebas selain
mampu menjadi antioksidan bagi
memusnahkan radikal bebas sebagai faktor penyebab utama kepada kewujudan
sel-sel kanser. (Kosmo 17 Jun 2011)
|
|
Kunyit mempunyai sifat
anti-radang,antioksida,anti kanser, pelindung hati. Kandungan kimia kunyit
terdiri daripada minyak atsiri, sikloiserin, mirsen, metil farbinol,
d.kamper, dan kurkurminminyak atsiri, sikloiserin, mirsen, metil farbinol,
d.kamper, dan kurkurmin.Dalam perubatan tradisional melayu kunyit digunakan
untuk mengubat tekanan darah tinggi,demam kuning,cirit-birit,meningkatkan
selera makan,mengubat sakit perut, sembelit, kening berdarah,radang ginjal
dan menyegarkan badan.Cara penggunakan untuk penyakit diatas ialah dengan
cara menumbuk kunyit hingga halus,campurkan air dan tapis hampasnya dan
diminum sekali sehari selepas makan.Kunyit juga banyak digunakan sebagai
bahan ubatan dalam kosmetik keluaran tempatan.Menurut perubatan cina kunyit
dapat meningkatkan pengaliran dan melancarkan perjalanan darah.
Kunyit juga dijadikan rawatan selepas bersalin.
selalunya rizom kunyit dimakan bersama nasi sebagai ulam selama 40 hari
pantang untuk mengembalikan kecergasan badan dan menyembuhkan luka
dalaman.Kunyit yang dikisar bersama pegaga biasa dimakan seminggu sebelum
kedatangan haid dan ini dikatakan dapat menghilangkan masalah keputihan dan
vagina yang terlalu berair dan dapat meningkatkan keintiman hubungan suami
isteri.Kunyit juga dikatakan dapat menjadikan penggemarnya awet muda.
|
Sunday, April 19, 2015
Bolehkah Mengadakan Ulang Tahun Pernikahan?
Saat ini banyak yang menyelenggarakan ulang tahun
pernikahan. Apakah hal ini diperkenankan agama? Bagaimana hukumnya?
Baru saja seorang saudara merayakan ulang tahun
pernikahannya yang kelima. Ini sesuatu yang unik, sebab sebelumnya, setahu
penulis, ia tak pernah menyelenggarakan acara semacam ini. Apakah itu untuk
tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat dari pernikahannya. Namun tiba- tiba
saat datang kerumahnya, ia dengan tersenyum riang menyambut begitu senangnya.
“Kebetulan kamu datang. Tunggu sebentar ya, kita mau selamatan ulang tahun
pernikahan,”katanya.
Alangkah gembiranya diajak makan – makan gratis,
apalagi ini termasuk private party. Acara hanya mengundang keluarga
dekat saja, tak lebih dari 20 orang. Ayam goring, kwetiau, beraneka
buah-buahan, dan makanan lain terhampar di karpet. Semua undangan duduk lesehan
sambil menikmati minuman yang disediakan.
“Sudah lima tahun kami menikah. Rasanya sebentar,
tapi saat dijalani begitu lama. Kerikil, aral rintangan mewarnai perjalanan
ini. Kami belajar menjadi suami, istri, dan orang tua yang baik,” kata tuan
rumah saat sambutan.
Acara itupun diakhiri dengan makan bersama,
menyambung doa yang dibacakan orang tua. Meski sebutannya private party,
tapi sebetulnya ia adalah selamatan sederhana yang guyub dan penuh keakraban.
Saat pulang dari sana, kami turut berdoa untuk
kebahagiaan mereka. Semoga pernikahannya harmonis dan selalu menuju keadaan
yang lebih baik dari hari ke hari. Saling mencintai dengan penuh, saling
melayani dengan tulus, dan menjadi suami serta istri yang sebenar – benarnya.
Di luar doa itu, di benak penulis timbul
pertanyaan. Bukankah ada yang mengatakan ulang tahun kelahiran itu haram?
Bagaimana dengan ulang tahun pernikahan? Tapi benarkah segala jenis perayaan
ulang tahun tidak diperbolehkan?
Meski tak setenar ulang tahun kelahiran, ulang
tahun pernikahan di masyarakat kita sebetulnya sudah menjadi sesuatu yang
jamak,”Ulang tahun perak”,”Ulang tahun emas”,”Ulang tahun sewindu”, ini beberapa
bentuk ulang tahun pernikahan yang kerap terdengar.
Hukum ulang tahun pernikahan
Dalam melihat fakta ini ada dua pendapat yang
mengemuka. Satu kelompok menyebut bahwa ulang tahun haram, sementara di
sebelahnya menegaskan tidak ada masalah. Untuk itu di sini penulis akan
menyebutkan dua pendapat itu agar menjadi pertimbangan kita bersama.
Pertama, yang mengharamkan mengemukakan argument
pendapatnya dengan menegaskan begini: “Tidak pernah ada (dalam syari’at
tentang) perayaan dalam Islam kecuali hari Jum’at yang merupakan Id (hari Raya)
setiap pekan, dan hari pertama bulan Syawal yang disebut hari Idul Fitri dan
hari kesepuluh Dzulhijjah atau disebut Idul Adha – atau sering disebut hari Ied
Arafah – untuk orang yang berhaji di ‘Arafah dan hari Tasyriq (tanggal ke
11,12,13 bulah Dzul-Hijjah) yang merupakan hari Id yang menyertai hari Idul
Adha.
Perihal ini lahir orang – orang atau anak – anak
atau hari ultah perkawinan dan semacamnya, semua ini tidak disyariatkan dalam
(Islam) dan merupakan bid’ah yang sesat.
Dalam literatur lain juga disebutkan bahwa perayaan
ulang tahun itu tradisi orang kafir. Padahal Nabi Muhammad saw secara tegas
menyatakan bahwa “Barang siapa yang meniru – niru suatu kaum maka ia menjadi
bagian dari mereka.” Karena itu hal semacam ini diharamkan oleh agama.
Demikian dikatakan Syaikh Muhammad Salih
al’Utsaimin yang disebutkan dalam Al-Bid’u wal-Muhdatsaat wa maa laa Asla
Lahu, halaman 224. Hal yang sama juga ditegaskan dalam Fatawa
fadhilatusy Syaikh Muhammad as-Saalih Al-‘Utsaimin, jilid 2, halaman 302.
Landasan dari pendapat ini adalah sabda Nabi
Muhammad saw yang menyatakan:
“Jauhilah perkara – perkara baru (bid’ah).
Sesungguhnya setiap bid’ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan berada dalam
Neraka”.
Dalam literature lain juga disebutkan bahwa
perayaan ulang tahun itu tradisi orang kafir. Padahal Nabi Muhammad saw secara
tegas menyatakan bahwa “Barang siapa yang meniru-niru suatu kaum maka ia
menjadi bagian dari mereka.” Karena itu hal semacam ini diharamkan oleh agama.
Ulang Tahun pernikahan diperbolehkan
Sementara itu ada pula yang membolehkan ulang tahun
pernikahan. Ada beberapa dalil yang digunakan sebagai dasar. Berikut beberapa
argument yang disampaikan.
Pertama, dalam Ushul fiqh terdapat kaidah al-ashlu
fi asy’ya al-ibahah illa ma dalla ad-adlilu ‘ala khilafihi (Dasar dari
segala sesuatu adalah boleh kecuali ada dalil shahih yang melarangnya).
Kaidah hukum itu berdasarkan firman Allah, “Dia-lah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.” (Q.S Al-Baqarah:29).
Maksudnya dalam setiap hal di luar persoalan
ibadah, pada dasarnya diperbolehkan kecuali ada dalil yang shahih dan jelas
mengenai keharamannya. Misalnya makan daging babi dan minum khamr, keduanya
secara jelas dan tegas disebutkan keharamannya dalam Al-Quran. Prinsip inilah
yang bisa dipakai dalam menentukan hukum segala sesuatu selain ibadah dan
akidah.
Hal ini dipertegas oleh sabda Nabi saw, “Apa yang
Allah halalkan dalam kitab-Nya, maka ia adalah halal (hukumnya) dan apa yang
Dia haramkan, maka (hukumnya) haram. Sedang apa yang Dia diamkan, maka ia
adalah suatu yang dimaafkan. Maka terimalah pemaafan-Nya, karena Allah tidak
mungkin melupakan sesuatu”.(HR Hakim dan Bazzar)
Rasulullah juga bersabda, “Sesuatu yang halal itu
adalah apa yang di halalkan Allah dalam kitab-Nya; dan sesuatu yang haram itu
adalah apa yang diharamkan Allah dalam kitab-Nya; dan apa yang Allah diamkan
(tidak sebutkan) berarti termasuk apa yang dimaafkan (dibolehkan) untuk
kamu.”(HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Bahkan Rasulullah saw melarang umat Islam
mencari-cari alasan untuk mempersoalkan sesuatu yang Allah sengaja diamkan.
Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan beberapa hal fardhu, maka
jangan kamu abaikan; dan telah menggariskan beberapa batasan, maka jangan kamu
langgar; dan telah mengharamkan beberapa hal, maka jangan kamu terjang; serta
telah mendiamkan beberapa hal sebagai rahmat bagi kamu tanpa unsure kelupaan,
maka jangan kamu permasalakan.”(HR Dar al-Quthni)
Dengan dalil-dalil ini kelompok yang membolehkan
ulang tahun pernikahan menegaskan bahwa hal itu bukan sesuatu yang haram. Ulang
tahun merupakan sesuatu yang tidak pernah diharamkan maupun dihalalkan. Karena
itu secara dasar hukumnya mubah alias boleh.
Namun demikian, kebolehan ini bisa menjadi haram
bila memberatkan bahkan menggunakan cara – cara yang tidak sesuai dengan
syariat apalagi mengandung hal – hal yang diharamkan Allah swt. Seperti ,
alcohol, zina, maksiat, serta hal – hal yang memang secara prinsipil telah
ditegaskan keharamannya oleh Allah swt dan Rasulullah saw.
Jika dalam pengadaanya lebih merupakan rasa syukur
kepada Allah atas nikmat perjalanan pernikahan yang sudah dilalui, maka itu
diperkenankan. Misalnya dengan mengadakan selamatan atau sekedar berbagi
makanan dengan saudara, tetangga, atau teman. Bahkan sedekah selamatan yang
diadakan bisa memperoleh pahala karena berbagi rejeki dan kebahagiaan dengan
orang lain merupakan anjuran agama.
Menilik dari berbagai argument yang dikemukakan dua
kelompok ini, menurut hemat penulis, ulang tahun pernikahan bukanlah sesuatu
yang pasti ketentuan hukumnya karena Al Quran maupun hadits tidak pernah
menyebutkan soal ini. Ia bisa haram, bisa boleh, atau bisa makruh. Ia menjadi
bagian dari budaya masyarakat yang tidak dianjurkan pengadaannya sehingga tidak
menjadi sesuatu yang sunnah atau wajib.
Pelaksanaan ulang tahun sangat diserahkan kepada
niat sang penyelenggara. Apakah untuk hura-hura, pesta pora, bersenang-senang,
sombong-sombongan, atau dengan hati tulus ingin bersyukur kepada Allah atas
nikmat pernikahan yang ia terima? Atau dengan niat hendak berbagi kebahagiaan
dengan sesama, baik saudara, teman, tetangga maupun kaum dhu’afa?
Jika niat baik yang menjadi dasar dan sepanjang
acara dipenuhi hal – hal yang terpuji, maka ia menjadi boleh. Tapi jika niat
dan pelaksanaanya melanggar norma-norma agama, maka jelas agama tidak pernah
membolehkan. Bukanlah Nabi Muhammad saw telah menegaskan, “Innamal a’malu
binniyati”, sesungguhnya (nilai) segala amal dilihat dari niatnya. Karena itu
waspadalah dengan hatimu.
sumber : Anggun Majalah Pengantin Muslim Edisi 09 /
II / Oktober 2009
Adakah Sambut Hari Lahir Baik.......Amalan Islam.
(Disalin dari sesi soal jawab, kuliah Riyadhus
Salihin, 14.03.2014, Kajang)
Soalan: Saya ingin tahu adakah menyambut hari lahir
adalah haram. Bagaimana kalau hari lahir saya disambut oleh anak-anak, atau
anak-anak mengundang saya ke majlis tersebut yang mana susah untuk mencari
alasan untuk tidak menghadirinya.
Jawapan:
Apa yang pasti, menyambut hari lahir tidak menepati
sunnah Nabi sallallahu’alaihiwasallam. Kita dalam apa juga upacara, dalam apa
juga amalan kita, tentulah kita menginginkan kebaikan di sebaliknya.
Adakah kita hendak melakukan sesuatu amalan yang
akhirnya membawa mudarat kepada kita? Itu bukan orang yang berakal. Maka
menyambut hari lahir, paling kurang tidak ada faedahnya. Tidak ada berkatnya.
Tidak ada baiknya.
Mengapa kita kata begitu? Kalau benar ia ada
keberkatannya, ada baiknya, ada rahmatnya, ada keredhaan di sisi Allah
Subhanahu wa Ta’ala, semestinya ia telah diajar oleh Nabi sallallahu ‘alaihi
wasallam[1].
Kerana apa juga kebaikan yang kita tahu, tidak lain
dan tidak bukan datang daripada Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam. Selain yang
datang bukan daripada Nabi, itu bukan baik, kerana kalau baik, ia telah diajar
oleh Nabi. Maka apabila Nabi tidak mengajar sesuatu amalan itu, ini menunjukkan
bahawa ia tidak baik.
Maka begitulah dalam masalah menyambut ‘Happy
Birthday’, menyambut Hari Jadi. Kalau benar ia baik, pastinya telah ditunjukkan
kepada kita oleh Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam, atau paling kurang para
Sahabat, atau paling kurang para ulama yang muktabar seperti Imam Al-Syafi’i.
Ternyata Imam Al-Syafi’i tidak pernah mengajar pun.
Bahkan generasi Salafus Soleh keseluruhannya,
mereka tidak pernah menyambut Hari Lahir atau yang seumpamanya. Ini menunjukkan
amalan ini tidak ada (dalam Islam).
Bahkan bukti yang lebih nyata lagi, amalan
menyambut hari lahir ini jelas ia daripada amalan orang kafir, orang Nasrani.
Ada siapa yang ingin mengingkarinya? Tidak boleh hendak menafikan.
Ini jelas satu perbuatan meniru-niru orang kafir,
yang mana ia satu perbuatan yang jelas bertentangan dengan Syarak. Kerana Islam
menegah kita daripada meniru-niru orang kafir.
Maka sama ada kita menyambut hari lahir orang lain,
atau orang lain sambut hari lahir kita, sama saja. Yang berbeza orang itu
sahaja. Tetapi perbuatan itu sama. Ia adalah sesuatu yang ditegah.
Bolehkah anak-anak kita sambut ‘Happy Birthday’
kita? Saya tak sambut, anak-anak yang sambut? Ia tak jadi, kena juga orang yang
punya birthday itu datang, tiup lilin, atau potong kek. Dari mana datang
amalan-amalan ini? Kenapa potong kek? Kenapa tak potong buah atau benda lain?
Hendak menunjukkan bahawa itu semua adalah
tasyabbuh (menyerupai amalan orang kafir). Tidak ada orang potong roti ke apa.
Dia kena potong kek juga. Tasyabbuh atau tidak tasyabbuh? Siapa yang
mengingkarinya jelas dia menafikan sesuatu yang jelas.
Susah untuk mencari alasan?
Kita hendaklah sentiasa mencari keredhaan Allah.
Jangan kita dahulukan keredhaan manusia. Kalau kita dahulukan keredhaan manusia
daripada keredhaan Allah, kita akan tersesat arah dan kita akan binasa
akhirnya. Maka kayu ukur kita kena betul; keredhaan Allah kena sentiasa
didahulukan.
Orang nak kata apa katalah. Tetapi kita tak nafikan
bahawa manusia ini ada yang lemah, ada yang takut, ada yang tak berani. Apapun
kita kena berusaha untuk kita mencari keredhaan Allah di atas keredhaan
manusia.
Susah nak cari alasan? Alasan yang paling cantik,
alasan yang insyaAllah selepas ini dia tidak akan ajak kita lagi, yang mana ini
yang kita inginkan, kenapa nak pusing, kona sana kona sini, aku sakitlah, aku
demam, anak aku sakit. Kalau begini, setiap tahun nanti dia akan jemput juga.
Tapi tentulah, buat apa nak marah-marah.
Orang-orang ini tidak tahu, orang-orang ini jahil. Cakaplah dengan baik, senyum
sehabis senyum, dan katakan, ini alasannya;
“Benda ini tidak ada asas dalam Agama, Nabi tidak
ajar. Saya khuatir ini semua akan dimurkai oleh Allah.”
Berat. Percayalah. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman kepada Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam,
إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu
perkataan yang berat.” (Surah Al-Muzammil: 5)
Agama Islam ini memang berat. Hukum hakam Syarak
ini memang berat. Ini tak boleh itu tak boleh. Sebenarnya benda yang boleh itu
banyak sangat, tetapi kenapa kita cari juga benda yang tak boleh.
Apa pun, benda yang tak boleh kita kata tak boleh.
Kita kena ada prinsip. Jangan kita jadi lalang, semua boleh, yang penting untuk
maslahat dakwah, slow-slow lah. Slow lah, takkan sampai pun matlamatnya.
Apapun, carilah alasan, apapun kita tidak boleh
menghadirinya. Kerana apa, kena ingat. Kalau kita pilih cara yang tidak betul,
apa hasilnya? Hasilnya akan membawa mudarat kepada kita juga. Kita rasa mungkin
kita pandai, tetapi Syarak sentiasa lebih pandai.
Kalau kita pergi sekali, katakanlah dengan apa juga
sebab dan alasan kita pergi happy birthday. Boleh jadi kita duduk saja di tepi.
Tetapi percayalah, selepas itu, tahun berikutnya kalau kita kata “Maaf, saya
tidak boleh hadir kerana ini majlis yang tidak menepati sunnah Nabi”. Dia akan
kata apa? “Eh, tahun lepas boleh kau datang?” “Oh, tahun ini kau dah dapat
wahyu?”
Kita nak jawab apa? Hendak mengatakan bahawa adalah
lebih berat untuk kita hendak membetulkan kesalahan kita yang dulu. Wallahu
a’lam.
(Disalin dari sesi soal jawab, kuliah Riyadhus
Salihin, 14.03.2014, Kajang)
[1] Sabda Nabi sallallahu’alaihiwasallam,
“Aku tidak meninggalkan sesuatu yang dapat mendekatkan kalian kepada Allah,
kecuali aku sudah memerintahkannya kepada kalian. Aku pun tidak meninggalkan
sesuatu yang menjauhkan kalian dari Allah, dan mendekatkan kalian ke Neraka,
melainkan aku sudah melarangnya atas kalian”. (Sahih. Riwayat al-Baihaqi)
Subscribe to:
Posts (Atom)